Minggu, 10 April 2011

MENJADI KHADIJAH – ISTRI YANG SANGAT DICINTAI

Beliau bergelar Al-Kubra, putri dari pasangan Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah. Yang lahir tahun 68 sebelum Hijrah dalam lingkungan keluarga yang mulia, sehingga dia tumbuh menjadi wanita yang cerdas, teguh, dan berperangai yang luhur. Masyarakat juga menyandangkan gelar Ath-Thahirah karena kesucian pribadinya. Di tengah masyarakat yang sangat hancur akhlaknya, suka bermain judi dan perempuan, menguburkan hidup-hidup anak-anak perempuan mereka karena dianggap akan membawa celaka bagi keluarga dan menyembah berhala, beliau tidak pernah terusik untuk ikut berbuat demikian.

Beliau adalah seorang wanita yang memiliki paras menawan. Pada mulanya, Siti Khadijah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi. Pernikahan itu membuahkan dua orang anak yang bernama Halah dan Hindun. Tak lama kemudian suamianya meninggal dunia. Lalu Siti Khadijah menikah lagi untuk yang kedua dengan Atiq bin ‘A’id bin Abdullah al-Makhzumi. Setelah pernikahan itu berjalan beberapa waktu, akhirnya suami keduanya pun meninggal dunia.
Di usianya yang masih muda, dia telah menjadi wanita yang kaya-raya. Perdagangannya telah ekspansi ke luar Kota Mekkah, daerah kediamannya, hingga ke Syiria dan Syam. Meski dia sangat kaya, namun dia tidak pernah kikir terhadap orang yang membutuhkan uluran tangannya. Begitu dermawan terhadap siapa saja. Sehingga masyarakatnya mencintainya.
Dialah Siti Khadijah, Siti Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Istri Rasulullah yang pertama. Istri yang tidak pernah dipoligami oleh Rasulullah sepanjang hayatnya. Rasulullah tidak menikahi perempuan lain selama Khadijah masih hidup. Dari pernikahan mereka, Allah menganugerahi pasangan tersebut 6 orang anak yang merupakan keturunan Rasulullah. 2 orang putra yang diberi nama Qasim dan Abdullah, serta 4 orang putrid yang diberi nama Zainab, Ruqayyah, Ummi Kalsum, dan Fatimah Az-Zahra.
Dialah Siti Khadijah, perempuan pertama yang menyatakan keislaman dan mengakui Muhammad sebagai Rasul yang terakhir. Istri yang sangat setia kepada Rasulullah. Seluruh hartanya diberikan untuk membantu mengembangkan dakwah Rasulullah. Di kala Rasul sedih, dia menghibur dengan setulus hati. Di saat banyak orang menjauhi Rasul, dia tetap mendampingi dan membela Rasulullah hingga akhir hayatnya. Hingga setelah beliau wafat, Rasulullah masih sering terkenang akan keluhuran budinya. Sampai-sampai ‘Aisyah binti Abu Bakar, salah seorang istri Rasul yang dinikahi sepeninggal Khadijah, merasa cemburu karena Rasul sering menceritakan tentang Khadijah kepadanya. Rasul sangat sedih dengan sikap “Aisyah tersebut. Tidaklah patut baginya mencemburui seseorang yang telah meninggal. Apalagi orang tersebut sangat berpengaruh bagi Rasul. Hingga Rasul bersabda untuk menjawab pertanyaan ‘Aisyah tersebut:
"Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman kepada ku ketika orang lain kufur, dia mempercayai ku ketika orang-orang mendustai ku. Ia memberikan hartanya kepadaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan, Allah SWT juga menganugerahkan aku anak-anak melalui rahimnya, sementara isteri-isteri ku yang lain tidak memberikan aku anak.” (Hadits Riwayat Bukhari, Ahmad dan Thabrani).
Sejak saat itu, ‘Aisyah tidak pernah lagi cemburu kepada Khadijah.
Subhanallah. Wanita dengan keluhuran budinya, patutlah mendapat tempat terbaik di hati Rasul. Tipe istri ideal. Shalehah, berbudi pekerti luhur, menjaga kesucian diri, patuh pada suami, setia, dan meneguhkan jihad suami. Pastilah setiap suami akan sangat mencintai istri dengan sifat seperti itu.
Dan kepada kita kaum perempuan, seyogyanya kita meneladani Khadijah dalam hidup kita.
Yuk, berazzam menjadi Khadijah-Khadijah selanjutnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Si cantik elegan sahabat semua kalangan

Di Penghujung tahun 2017, dia hadir. Di antara empat bersaudara dari keluarga Xseries, dia yang tampil menawan bagiku.. "Mu...