Senin, 17 September 2012

Musim kawin :-)

Seperti biasa, aku berangkat ke cafe- sebuah usaha yang dipercaya sebagai aku pengelolanya, sekitar pukul sebelas. Dalam perjalanan sepanjang ke cafe, aku melihat banyak papan bunga yeng bertuliskan “selamat bahagia atas pernikahan...”.
Begitu aku sampai di gang depan rumah, ada beberapa papan bunga yang kulihat. Becak yang kutumpangi masih berjalan sekitar 500 meter, aku menjumpai papan bunga berikutnya. Di sebuah persimpangan, becak yang membawaku ke arah tujuan yang kumaksud berbelok, dan di sana aku juga mendapati papan bunga lainnya, masih bertuliskan senada. Pernikahan. Di rumah juga telah ada beberapa undangan terkait hal yang sama, pernikahan. 
Bulan syawal, bulan terjadinya hari raya idul fitri, seperti yang kuperhatikan merupakan bulan baik untuk dilangsungkannya sebuah pernikahan dalam tradisi masyarakat kita. Orang-orang sepertinya berlomba untuk mengadakan resepsi pernikahan putra putri mereka, karena begitu banyaknya pernikahan yang terjadi di bulan itu.
Aku selalu mengulum senyum bahagia atas moment itu. Sejak dahulu. Senang saja rasanya melihat sebuah resepsi pernikahan. Di sana akan kita temua rona yang sama, rona kebahagiaan. Senyum mengembang, wajah-wajah cerah. Cerita keceriaan.
Namun terkadang, ada sedikit sesal hinggap di benakku. Saat ini, masyarakat kita tidak lagi menjadikan pernikahan itu sebagai suatu ibadah. Seakan pernikahan adalah penunjukan jati diri. Sebuah prestise. Sepertinya, yang lebih penting dalam sebuah pernikahan adalah pesta pernikahan itu. Orang-orang seakan berlomba membuat pesta termewah hanya agar disanjung ataupun dipuja.
Bagiku, pemikiran itu terlalu dangkal. Pernikahan, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, juga merupakan ibadah. Bentuk pengabdian pada Tuhan. Harusnya alasan itulah yang patut dikedepankan.
Pernikahan juga adalah sunnah Nabi. Bukan termasuk ummat Nabi jika tidak mengikuti sunnahnya. Begitu Nabi pernah bersabda. Ya. Jika kita ingin tetap menjadi bagian dari ummat Muhammad, kita tetap harus mengikuti sunnahnya, di antaranya adalah melangsungkan pernikahan.
Nabi menganjurkan agar pernikahan itu diumumkan. Tujuannya agar masyarakat sekitar kita tahu bahwa kita telah menikah dan seseorang yang selalu bersama kita itu adalah pasangan sah kita. Dalam mengumumkan pernikahan itu, salah satu caranya adalah dengan mengadakan resepsi pernikahan. Mengundang orang banyak untuk menghadiri resepsi pernikahan yang kita buat. Namun, bukan resepsinya yang terpenting. Tetapi akad nikahnya. Akad yang mengikat seseorang menjadi suami atau istri dari pasangannya itu.
Nabi juga mengajarkan, jika anak telah meminta untuk menikah, seyogyanyalah permintaan itu disegerakan. Karena ada tiga perkara yang patut disegerakan. Ketiga perkara itu adalah menguburkan mayat, membayar hutang dan menikahkan anak. Sebab jika tidak disegerakan, bisa jadi si anak akan menikah sendiri (seperti kata ustadz almarhum Zainuddin MZ).
Urusan mahar, yang merupakan permintaan dari pihak keluarga perempuan, selalulah mencoba untuk tidak memberatkan pihak keluarga laki-laki. Dalam sebuah haditsnya, Nabi juga menekankan bahwa sebaik-baik wanita yang dinikahi adalah yang paling murah maharnya.
Tentu semua ini adalah kemudahan bagi urusan ummatnya. Namun bukan berarti dimudah-mudahkan juga sehingga setiap perkara atau urusan dianggap sepele.
Ada pesan mendalam yang selalu ibu ingatkan jika kami berbincang tentang pernikahan. Membina rumah tangga adalah seperti berlayar di tengah lautan. Jika kita pandai dalam menempuhnya, maka akan selamat sampai tujuan. Namun jika kita tidak cakap, maka akan karam di tengah lautan.
Di setiap langkah yang akan kita tempuh, menurut hemat saya, hendaknya selalu memperbarui niat. Niat juga merupakan hal penting dari suatu perkara. Perkara itu dinilai baik atau tidak di mataNya, juga dilihat dari niat yang terpancang di hati. Seyogyanyalah kita selalu menyadari, hidup ini tidak akan pernah terasa cukup jika kita hanya berlomba-lomba untuk kemegahan dunia.
Mari kita sama-sama memperbarui niat setiap saat dalam urusan yang kita kerjakan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita dalam ridhaNya.
Untuk yang akan menikah, selamat berbahagia. Semoga pernikahan kalian diberkahi Allah. Barakallahu laka wa baraka’alaikuma wa jam’a bainakumaa fii khairin.
Untuk yang ingin menikah dua kali, diharapkan untuk berfikir dulu, sudah bisakah berbuat adil dalam segala hal?
Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan kita. Dan semoga Allah, tidak pernah menyerahkan segala urusan hanya berada di pundak kita sekejap matapun tanpa bantuanNya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Si cantik elegan sahabat semua kalangan

Di Penghujung tahun 2017, dia hadir. Di antara empat bersaudara dari keluarga Xseries, dia yang tampil menawan bagiku.. "Mu...